English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sunday, November 6, 2011

Pemerintah serang N7W

The New Seven Wonders of The World (N7W) , sebuah perusahaan yang berasal dari Zurich , Swiss yang berniat untuk mengaudisi tujuh keajaiban dunia mendapat kontra dari pihak pemerintah Indonesia . Selain tidak diakui oleh UNESCO ( United National Educational , Scientific and Cultural Organization ) sebagai lembaga resmi PBB yang bertanggung jawab atas pelestarian budaya di dunia , kiprah N7W di Indonesia disebut - sebut merugikan masyarakat .

Karena dalam hal ini , N7W menyuruh masyarakat untuk mengirimkan SMS kepada pihak N7W . Sehingga semakin banyak masyarakat yang mengirimkan sms , maka semakin banyak keuntungan yang diperoleh pihak N7W . Selain itu , pihak UNESCO sendiri sebelumnya sudah melakukan penelitian untuk menentukan keajaiban dunia dengan melibatkan pakar arkeologi , bukan menentukan dengan berdasarkan voting melalui internet maupun SMS .

Dubes RI di SWISS , Djoko Susilo juga mengungkapkan, sejak awal dirinya yakin ajang pemilihan tujuh keajaiban dunia baru itu hanya akal-akalan yayasan milik Bernard Weber itu.
"Logikanya, keajaiban dunia tidak mungkin via vote seperti itu. Seperti ajang Indonesia Idol saja, banyak yang SMS, akhirnya menang. Ini masalah heritage, bukan audisi calon artis," tegasnya.

Menurut Djoko, karena Dubes sebelumnya tidak pernah menyinggung-nyinggung soal N7W meski sertifikat sudah dikirm, dia pun tidak pernah memperhatikan sertifikat tersebut. Dia baru berupaya mencari informasi ketika polemik muncuk di tanah air. Yakni, ketika Kemenbudpar saat itu menarik diri dari ajang N7W karena dimintai duit banyak, USD 10 juta.

Puncak kecurigaan bisnis akal-akalan Bernard Weber yang mengerjai pemerintah berbagai negara tersebut terjadi pada akhir APril 2011. Saat itu, Kemenbudar mengirim beberapa orang dari kantor pengacara Lubis, Santosa dan Maulana milik pengacara kondang Todung Mulya Lubis guna menyelidiki kantor yayasan N7W di Zurich.

"Hasilnya justru makin menguatkan bahwa yayasan N7W tidak kredibel. Sekali lagi, ini hanya kegiatan biasa yang dikemas seolah-olah ajang level dunia via internet," tegas bapak tiga anak ini.

Sejak itulah, Kemenbudpar secara resmi menarik diri dari kampanya keajaiban dunia versi N7W. Sejak itu pula, isu kampanye N7W di Indonesia mulai reda. Namun, dia mengaku terkejut ketika tiba-tiba muncul P2K (Pendukung Pemenang Komodo) yang diketuai tokoh LSM Emmy Hafild dengan menggandeng mantan Wapres Jusuf Kalla. Apa lagi setelah upaya memenangkan Pulau Komodo tersebut dilakukan dengan menyuruh masyarakat mengirim SMS.

Pulau Komodo sebenarnya sudah masuk sebagai warisan dunia pada 1991 versi UNESCO, lembaga resmi PBB yang bergerak di bidang cagar budaya. Bersama Pulau Komodo masuk pula Taman Nasional Ujungkulon, Candi Borobudur, dan Candi Prambanan. "Karena reputasi UNESCO sebagai badan khusus PBB yang didirikan pada 1945 itu jauh melampaui N7W, ada baiknya kita tidak terpancing oleh aturan main N7W," papar Djoko.


Dikutip dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment